Dalam Khutbah Jum'at di satu buah kota kecil, seorang khotib bicara mengenai pentingnya mengatakan "In Shaa Allah" (yang berarti Kalau Allah Menghendaki) disaat merencanakan untuk laksanakan sesuatu di periode depan.
Setelah beberapa hari, satu orang pria yang pula menghadiri Khutbah bermaksud dapat membeli seekor sapi dari pasar. Dalam perjalanan, dia bertemu bersama satu orang rekan yang setelah itu bertanya kemana ia pergi. Dia bercerita bahwa dirinya akan membeli sapi tetapi tidak mengatakan Insya Allah. Temannya mengingatkannya mengenai Khutbah dan menyuruhnya mengatakan In Shaa Allah. Namun, laki-laki ini mengemukakan bahwa dia memiliki uang yang cukup dan tenaga untuk pergi ke pasar, dengan demikian, ga ada gunanya cream dr rochelle mengatakan In Shaa Allah sebab ia pasti akan membeli sapi. Dia berpikir bahwa menyampaikan In Shaa Allah atau tidak maka tidak akan ada bedanya.
Kala sampai pasar, ia menemukan sapi yang memenuhi cita-cita nya. Diapun jalankan tawar-menawar dengan penjual dan sampailah kesepakatan kepada harga yang wajar. Akhirnya, ia memutuskan utk membayar sapi tersebut. Tetapi tercenganglah dirinya dikala menyadari bahwa seluruh uangnya hilang. Satu Orang copet telah jalankan pencurian uang disaat dia sedang terjadi melalui pasar yang sibuk.
Penjual sapi bertanya kepadanya apakah ia akan membeli sapi atau tidak. "In Shaa Allah, saya bakal membelinya minggu depan," menurutnya.
Waktu sampai di rumah, istrinya bertanya berkenaan sapi yang bermaksud ia beli. dan dirinya bercerita mengenai bagaimana beliau lupa mengatakan In Shaa Allah,dan pula menambahkan, "In Shaa Allah, saya ingin membeli sapi. Tapi In Shaa Allah, uang saya dicuri. In Shaa Allah, saya bisa membelinya minggu depan."
Sembari bercerita, istrinya selalu menekankan kepadanya bahwa kami harus mengemukakan In Shaa Allah untuk hal-hal yang belum berlangsung, bukan untuk hal-hal yang sudah berlangsung.
***
Kejadian ini diceritakan oleh Shaikh Wahidullah dari Toronto, Kanada.
Apabila Allah Menghendaki
Dalam Khutbah Jum'at di satu buah kota kecil, satu orang khotib berbicara berkenaan pentingnya menyampaikan "In Shaa Allah" (yang berarti Seandainya Allah Menghendaki) dikala merencanakan untuk laksanakan sesuatu di masa depan.
Setelah sekian tidak sedikit hari, seorang cowok yang pun menghadiri Khutbah bermaksud akan membeli seekor sapi dari pasar. Dalam perjalanan, dia bertemu dengan satu orang kawan yang setelah itu bertanya kemana beliau berangkat. Beliau bercerita bahwa ia dapat membeli sapi tapi tidak mengemukakan Insya Allah. Temannya mengingatkannya tentang Khutbah dan menyuruhnya mengatakan In Shaa Allah. Tetapi, laki-laki ini mengemukakan bahwa dia memiliki uang yang pass dan tenaga buat berangkat ke pasar, dengan demikian, tiada gunanya mengatakan In Shaa Allah dikarenakan beliau pasti dapat membeli sapi. Dia berpikir bahwa mengemukakan In Shaa Allah atau tidak maka tidak dapat ada bedanya.
Dikala sampai pasar, dirinya menemukan sapi yang memenuhi angan-angan nya. Diapun melaksanakan tawar-menawar bersama penjual dan sampailah kesepakatan pada harga yang wajar. Akhirnya, dia memutuskan untuk membayar sapi tersebut. Tetapi tercenganglah ia disaat menyadari bahwa semua uangnya hilang. Seorang copet telah mencuri uang diwaktu ia sedang berjalan melalui pasar yang sibuk.
Penjual sapi bertanya kepadanya apakah dia akan membeli sapi atau tidak. "In Shaa Allah, saya bisa membelinya minggu depan," menurutnya.
Saat sampai di rumah, istrinya bertanya berkenaan sapi yang bermaksud dia beli. dan beliau bercerita menyangkut bagaimana dia lupa mengatakan In Shaa Allah,dan pun menambahkan, "In Shaa Allah, saya ingin membeli sapi. Tapi In Shaa Allah, uang saya dicuri. In Shaa Allah, saya bakal membelinya minggu depan."
Sembari bercerita, istrinya selalu menekankan kepadanya bahwa kami harus mengatakan In Shaa Allah untuk hal-hal yang belum terjadi, bukan buat hal-hal yang sudah berjalan.
***
Kejadian ini diceritakan oleh Shaikh Wahidullah dari Toronto, Kanada.
Apabila Allah Menghendaki
Dalam Khutbah Jum'at di satu buah kota kecil, satu orang khotib berkata berkaitan pentingnya mengatakan "In Shaa Allah" (yang berarti Bila Allah Menghendaki) kala merencanakan buat melakukan sesuatu di masa depan.
Setelah sekian tidak sedikit hari, seseorang laki-laki yang pun menghadiri Khutbah bermaksud bisa membeli seekor sapi dari pasar. Dalam perjalanan, beliau bertemu bersama seorang teman yang selanjutnya bertanya kemana ia pergi. Dirinya bercerita bahwa ia bakal membeli sapi tetapi tidak mengemukakan Insya Allah. Temannya mengingatkannya berkenaan Khutbah dan menyuruhnya mengatakan In Shaa Allah. Tapi, laki laki ini menyampaikan bahwa ia memiliki uang yang cukup dan tenaga buat berangkat ke pasar, dengan demikian, tak ada gunanya mengatakan In Shaa Allah lantaran beliau pasti akan membeli sapi. Dia berpikir bahwa menyampaikan In Shaa Allah atau tidak maka tidak akan ada bedanya.
Waktu sampai pasar, beliau menemukan sapi yang memenuhi angan-angan nya. Diapun melakukan tawar-menawar dgn penjual dan sampailah kesepakatan pada harga yang wajar. Akhirnya, beliau memutuskan untuk membayar sapi tersebut. Tapi tercenganglah dia waktu menyadari bahwa semua uangnya hilang. Satu Orang copet telah laksanakan pencurian uang saat beliau sedang berjalan melalui pasar yang sibuk.
Penjual sapi bertanya kepadanya apakah beliau dapat membeli sapi atau tidak. "In Shaa Allah, saya akan membelinya minggu depan," katanya.
Disaat sampai di rumah, istrinya bertanya tentang sapi yang bermaksud dia beli. dan ia bercerita mengenai bagaimana ia lupa mengemukakan In Shaa Allah,dan pun meneruskan, "In Shaa Allah, saya ingin membeli sapi. Namun In Shaa Allah, uang saya dicuri. In Shaa Allah, saya akan membelinya minggu depan."
Sembari bercerita, istrinya selalu menekankan kepadanya bahwa kami harus menyampaikan In Shaa Allah utk hal-hal yang belum terjadi, bukan utk hal-hal yang sudah terjadi.
***
Kejadian ini diceritakan oleh Shaikh Wahidullah dari Toronto, Kanada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar